Terdapat beberapa
kelainan yang bisa kita temukan di telinga tengah, seperti gangguan fungsi tuba
eustachius, barotrauma (aerotitis), otitis media, otosklerosis, dll. Namun
dalam blog ini hanya akan di bahas otitis
media karena kelainan inilah yang paling sering ditemukan di klinik.
Otitis Media
Otitis media adalah
peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum
mastoid dan sel-sel mastoid.
Catatan :
Otits Media Supuratif Akut à < 3 mgg
Otitis
Media Sub Akut à > 3 mgg sampai 2 bulan
Otitis
Media Supuratif Kronik à> 2 bln
Sumber : Buku THT FKUI
A. Otitis Media Supuratif
I. Otitis
Media Supuratif Akut (OMSA)
Definisi dan Patogenesis
- Otitis media supuratif akut (OMSA) adalah otitis media
yang berlangsung selama 3 minggu atau kurang karena infeksi bakteri piogenik.
- Telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba
di nasofaring dan faring. Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan
masuknya pencegahan masuknya mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa
tuba eustachius, enzim, dan antibodi.
- Otitis media akut terjadi karena pertahanan tubuh ini
terganggu. Sumbatan tuba eustachius merupakan faktor utama dari otitis media.
Karena fungsi tuba eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman ke dalam
telinga tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah dan
terjadi peradangan.
- Dikatakan juga, pencetus terjadinya OMSA adalah infeksi
saluran napas atas.
- Pada anak, makin sering terserang infeksi saluran napas,
makin besar kemungkinan terjadinya OMSA. Pada bayi, terjadinya OMSA dipermudah
oleh karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisntal.
- Kuman penyebab utama ialah bakteri piogenik, seperti Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, Pneumokokkus. Selain itu kadang
ditemukan juga hemofilus influenza,
Escheria coli, Streptokokus anhemolitikus.
Stadium dan Terapi
1.
Stadium Oklusi Tuba Eustachius
·
Tanda adanya oklusi
tuba eustachius adalah gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya
tekanan negatif di dalam telinga tengah, karena adanya absorbsi udara.
·
Hal ini diakibatkan
oleh adanya radang di mukosa hidung dan nasofaring karena infeksi saluran napas
atas berlanjut ke mukosa tuba eustachius. Akibatnya mukosa tuba eustachius
mengalami edema yang akan menyempitkan lumen tuba eustachius.
·
Kadang-kadang
membran timpani tampak normal, atau berwarna keruh (pucat).
·
Keluhan yang
dirasakan : telinga terasa penuh (seperti kemasukan air), pendengaran
terganggu, nyeri pada telinga (otalgia), tinnitus.
·
Pada pemeriksaan
otoskopi didapat gambaran membran timpani berubah menjadi retraksi / tertarik
ke medial dengan tanda-tanda lebih cekung, brevis lebih menonjol, manubrium
mallei lebih horizontal dan lebih pendek, plika anterior tidak tampak lagi, dan
refleks cahaya hilang atau berubah (memendek).
·
Terapi : pengobatan
terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba eustachius, sehingga tekanan
negatif di telinga tengah hilang. Untuk itu diberikan obat tetes hidung. HCl
efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik (anak <12 tahun) atau HCl efedrin 1%
dalam larutan fisiologik (>12 tahun).
2.
Stadium Hiperemis (Pre Supurasi)
·
Tampak pembuluh
darah yang melebar di membran timpani.
·
Seluruh mukosa
membran timpani tampak hiperemis serta edem.
·
Sekret yang telah
terbentuk masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.
·
Terapi : antibiotik
(yang dianjurkan golongan penisilin atau ampisilin), obat tetes hidung,
analgetika. Pemberian antibiotik dianjurkan minimal 7 hari. Bila alergi dengan
penisilin, amak diberikan eritromisin.
·
Bila membran
timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi.
3.
Stadium Supurasi (Bombans)
·
Edem yang hebat
pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, terbentuk
eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol
(bulging) ke arah liang telinga luar.
·
Pada keadaan ini
pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di
telinga bertambah berat.
·
Apabila tekanan di
kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia akibat tekanan pada
kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis
mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membran timpani terlihat sebagai daerah
yang lebih lembek dan berwarna kekuningan. Di tempat ini akan terjadi ruptur.
·
Bila tidak
dilakukan insisi membran timpani (miringotomi) pada stadium ini, maka
kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang telinga
luar.
·
Dengan melakukan
miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi
ruptur, maka lubang tempat ruptur (perforasi) tidak mudah menutup kembali.
·
Terapi : Pemberian
antibiotik dan miringotomi (bila membran timpani masih utuh). Dengan melakukan
miringotomi gejala-gejala klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat dihindari.
4.
Stadium Perforasi
·
Tekanan yang tinggi
pada cavum timpani akibat kumpulan mucous dapat menimbilkan perforasi pada
membran timpani.
·
Terlambatnya
pemberian antibiotik atau virulensi kuman yang tinggi dapat mengakibatkan
terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke
telinga luar.
·
Keluhan yang
dirasakan sudah banyak berkurang (karena tekanan di kavum timpani berkurang),
keluar cairan di telinga, penurunan pendengaran, keluhan infeksi saluran napas
atas masih dirasakan.
·
Pada pemeriksaan
otoskopi meatus eksternus masih didapati banyak mukopus dan setelah dibersihkan
akan tampak membran timpani yang hiperemis dan perforasi paling sering terletak
di sentral.
·
Terapi : cuci
telinga H2O2 3% selama 3 – 5 hari serta antibiotik yang
adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam
waktu 7 – 10 hari.
5.
Stadium Resolusi
·
Bila membran
timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan kembali
normal. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya
kering.
·
Bila daya tahan
tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walau tanpa
pengobatan.
Komplikasi
- Bila setelah 3 minggu pengobatan sekret masih tetap
banyak, kemungkinan telah terjadi mastoiditis.
- OMSA dapat menimbulkan gejala sisa (sekuele) berupa
otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa terjadinya
perforasi.
- Bila OMSA berlanjut dengan keluarnya sekret dari telinga
tengah lebih dari 3 minggu, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif sub
akut.
- Bila perforasi menetap dan sekret tetap keluar selama
satu setengah sampai 2 bulan, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif
kronik (OMSK).
- Beberapa faktor yang menyebabkan OMSA menjadi OMSK antara
lain : terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi
kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau higiene buruk.
Prognosis
Prognosis pada OMSA baik bila terapi yang diberikan
adekuat.
Miringotomi
- Salah satu penangan yang perlu dilakukan pada OMSA
(terutama pada stadium supurasi) adalah miringotomi.
- Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa
membran timpani, agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke telinga
luar. Miringotomi merupakan tindakan pembedahan kecil. Lokasi miringotomi
adalah di kuadran postero-inferior. Untuk tindakan ini haruslah memakai lampu
kepala yang mempunyai sinar yang cukup terang, memakai corong telinga yang
sesuai dengan besar liang telinga, dan pisau parasintesis yang digunakan berukuran
kecil dan steril.
- Bedakan miringotomi dengan parasintesis. Parasintesis
merupakan punksi pada membran timpani untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan
mikrobiologik (dengan semprit dan jarum khusus).
- Komplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan akibat
trauma pada liang telinga luar, dislokasi tulang pendengaran, trauma pada
fenestra rotundum, trauma pada n. fasialis, trauma pada bulbus jugulare.
- Sebagian ahli berpendapat bahwa miringotomi tidak perlu
dilakukan apabila sudah diberikan terapi yang adekuat (antibiotik yang tepat
dan dosis yang cukup).
II. Otitis
Media Supuratif Kronik (OMSK)
Pendahuluan
- OMSK adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan
perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari liang telinga tengah
terus-menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin kental, bening, atau berupa
nanah.
- Beberapa faktor yang menyebabkan OMSA menjadi OMSK antara
lain : terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi
kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau higiene buruk.
- OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang
pada anak, jarang dimulai setelah dewasa.
- Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis,
tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba
eustachius.
Klasifikasi
a. Berdasarkan letak perforasi di membran timpani, OMSK
terbagi atas :
- Perforasi sentral : perforasi terdapat di pars tensa
(tengah) membran timpani. Bisa antero-inferior, postero-inferior, dan
postero-superior, kadang-kadang sub total.
Sedangkan di seluruh tepi perforasi masih ada membran timpani.
- Perforasi marginal: sebagian dari tepi perforasi langsung
berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum. Referensi lain menuliskan
perforasi marginal merupakan perforasi pada pinggir membran timpani dengan
adanya erosi dari anulus fibrosus.
- Perforasi atik : perforasi yang terletak di pars flasida.
b. Berdasarkan jenis serangan, OMSK terbagi atas:
·
OMSK tipe benigna
(= tipe mukosa = tipe jinak = tipe aman)
- Proses peradangan terbatas pada mukosa, biasanya tidak
mengenai tulang.
- Perforasi terletak di sentral (pars tensa)
- Umumnya OMSK tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi
yang berbahaya
- Tidak terdapat kolesteatom
·
OMSK tipe maligna (
= tipe tulang = tipe ganas = tipe bahaya)
- OMSK yang disertai dengan kolesteatom
- Perforasi terletak di marginal atau atik
- Sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal
timbul pada OMSK tipe maligna
b. Berdasarkan aktivitas sekret, OMSK terbagi atas :
·
OMSK aktif : OMSK
dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif.
·
OMSK tenang : OMSK
dengan keadaan kavum timpani yang terlihat basah atau kering.
Etiologi (Penyebab)
Penyebab OMSK antara lain :
- lingkungan
- genetik
- otitis media sebelumnya
- infeksi saluran napas atas
- autoimun
- alergi
- gangguan fungsi tuba eustachius
Gejala Klinis
1. Telinga berair (otore)
o
Sekret bersifat
purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan.
o
Pada OMSK tipe
jinak (tipe benigna), cairan yang keluar berupa mukopus yang tidak berbau busuk
yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi
membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul.
o
Pada OMSK tipe
ganas (tipe maligna) unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau
hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret berbentuk nanah dan
berbau busuk (aroma kolesteatom). Sekret yang bercampur darah berhubungan
dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan adanya
kolesteatom yang mendasarinya.
o
Pada OMSK tipe
inaktif (tipe tenang) tidak dijumpai adanya sekret telinga.
2. Gangguan pendengaran
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula
bersifat campuran. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi
membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke
telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapatkan tuli konduktif
berat.
3. Otalgia (nyeri telinga)
·
Keluhan nyeri dapat
karena terbendungnya drainase pus. Namun bila OMSK telah berlangsung lama, biasanya
penderita sudah tidak merasakan nyeri telinga
lagi.
·
Nyeri dapat berarti
adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya
duramater atau dinding sinus lateralis, atau ancaman terbentuknya abses otak.
·
Nyeri merupakan
tanda berkembang komplikasi OMSK seperti petrositis, abses subperiosteal, atau
trombosis sinus lateralis.
4. Vertigo
·
Keluhan vertigo
seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding
labirin oleh kolesteatom.
·
Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau
pada penderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena
perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah
terangsang oleh perubahan suhu.
·
Penyebaran infeksi
ke dalam labirin juga akan menyebabkan keluhan vertigo.
·
Keluhan vertigo
juga bisa terjadi akibat komplikasi serebellum.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tergantung dari jenis OMSK dan luasnya
infeksi, dimana penatalaksanaan terbagi atas pengobatan konservatif dan
operasi.
1.
OMSK Benigna (Tenang)
- Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan
untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga, dilarang berenang,
dan segera berobat bila menderita infeksi saluran napas atas.
- Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi
rekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang dan
gangguan pendengaran.
2.
OMSK Benigna (Aktif)
- Prinsip pengobatan OMSK adalah membersihkan liang telinga
dan cavum timpani serta pemberian antibiotik (topikal dan sistemik)
- Pengobatan antibiotik topikal dapat digunakan secara luas
untuk OMSK aktif yang dikombinasi dengan pembersihan telinga.
- Penggunaan antibiotik topikal yang ototoksik (misalnya
neomisin) lamanya tidak lebih dari satu minggu.
- Antibiotik topikal yang dapat dipakai pada OMSK adalah:
o
Polimiksin B atau
Polimiksin E
Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif,
Pseudomonas, E. Koli Klebeilla,
Enterobakter, tetapi resisten terhadap gram positif.
o
Neomisin
Obat bakterisid pada kuman gram
positif dan negatif, misalnya : Stafilokokus
aureus, Proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan Pseudomonas. Toksik terhadap ginjal dan telinga.
Kloramfenikol à Obat ini bersifat
bakterisid.
3.
OMSK Maligna
- Pengobatan untuk OMSK maligna adalah operasi.
- Pengobatan konservatif dengan medikamentosa hanyalah
merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan.
4.
Pembedahan pada OMSK (tipe benigna / tipe maligna)
Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang
dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna maupun
maligna, antara lain:
a.
Mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy)
o
Operasi ini
dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan konservatif tidak
sembuh.
o
Pada operasi ini
dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik.
o
Tujuannya ialah
supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi.
o
Pada operasi ini
fungsi pendengaran tidak diperbaiki.
b.
Mastoidektomi radikal
o
Operasi ini
dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah meluas.
o
Pada operasi ini
rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan patologik.
Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah dan rongga mastoid
diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan.
o
Tujuan operasi ini
adalah membuang semua jaringan patologik dan mencegah komplikasi ke
intrakranial.
o
Fungsi pendengaran
tidak diperbaiki.
c.
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi Bondy)
o
Operasi ini
dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum merusak
kavum timpani.
o
Seluruh rongga
mastoid dibersihkan dan dinding posterior liang telinga direndahkan.
o
Tujuan operasi ini
adalah untuk membuang semua jaringan patologik dari rongga mastoid, dan
mempertahankan pendengaran yang masih ada.
d.
Miringoplasti
o
Operasi ini
merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga dengan dengan
nama timpanoplasti tipe I.
o
Rekonstruksi hanya
dilakukan pada membran timpani.
o
Tujuan operasi
ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe benigna
dengan perforasi yang menetap.
o
Operasi ini
dilakukan pada OMSK tipe benigna yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang
hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani.
e.
Timpanoplasti
o
Operasi ini
dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan yang lebih berat atau OMSK
tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa.
o
Tujuan operasi
ialah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran.
o
Pada operasi ini
selain rekonstruksi membran timpani sering kali harus dilakukan juga
rekonstruksi tulang pendengaran.
o
Berdasarkan bentuk
rekonstruksi tulang pendengaran yang dilakukan maka dikenal istilah
timpanoplasti tipe II, III, IV, dan V.
f.
Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (Combined Approach
Tympanoplasty)
o
Operasi ini
merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus OMSK tipe
maligna atau OMSK tipe benigna dengan jaringan granulasi yang luas.
o
Tujuan operasi
untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa melakukan
teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding posterior dari
telinga).
o
Membersihkan
kolesteatom dan jaringan granulasi di kavum timpani, dikerjakan melalui dua
jalan (combined approach) yaitu
melalui liang telinga dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi
posterior.
B.
Otitis Media Non Supuratif (Otitis Media Serosa)
Pendahuluan
- Sinonim
: otitis media serosa, otitis media musinosa, otitis media efusi, otitis media
sekretoria, otitis media mukoid (glue ear)
- Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret
nonpurulen di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh.
- Adanya cairan di telinga tengah dengan membran timpani
utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut juga otitis media dengan efusi. Apabila
efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut
kental seperti lem disebut otitis media mukoid (glue ear).
- Otitis media serosa terjadi terutama akibat adanya
transudat atau plasma yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang
sebagian besar terjadi akibat adanya perbedaan tekanan hidrostatik.
- Pada Otitis media mukoid, cairan yang ada di telinga
tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang terdapat di
dalam mukosa telinga tengah, tuba eustachius, dan rongga mastoid.
-
Otitis media serosa / otitis media sekretoria / otitis media mukoid /
otitis media efusi terbatas pada keadaan dimana terdapat efusi dalam kavum
timpani dengan membran timpani utuh tanpa
tanda-tanda radang. Bila efusi tersebut berbentuk pus, disertai tanda-tanda
radang maka disebut otitis media akut (OMA).
- Otitis media serosa dibagi 2 jenis : otitis media serosa
akut dan otitis media serosa kronik (glue
ear)
I. Otitis Media Serosa
Akut
·
Otitis media serosa
akut adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara tiba-tiba yang
disebabkan oleh gangguan fungsi tuba.
·
Keadaan ini dapat
disebabkan antara lain:
- Sumbatan tuba, dimana terbentuk cairan di telinga tengah
disebabkan oleh tersumbatnya tuba secara tiba-tiba seperti pada barotrauma.
- Virus, terbentuknya cairan di telinga tengah yang
berhubungan dengan infeksi virus pada jalan napas atas.
- Alergi, terbentuknya cairan di telinga tengah yang
berhubungan dengan keadaan alergi pada jalan napas atas.
- Idiopatik.
·
Gejala Klinis
- Gejala yang menonjol pada otitis media serosa akut
biasanya pendengaran berkurang.
- Rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar
lebih nyaring atau berbeda pada telinga yang sakit (diplacusis binauralis).
- Kadang terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam
telinga pada saat posisi kepala berubah.
- Rasa sedikit nyeri dalam telinga dapat terjadi pada saat
awal tuba terganggu, yang menyebabkan timbul tekanan negatif pada telinga
tengah (misalnya pada barotrauma), tetapi setelah sekret terbentuk tekanan
negatif ini pelan-pelan hilang.
-
Rasa nyeri dalam telinga tidak pernah ada bila penyebab timbulnya sekret
adalah virus atau alergi.
- Tinitus, vertigo, atau pusing kadang-kadang ada dalam
bentuk yang ringan.
·
Pengobatan
- Pengobatan dapat secara medikamentosa dan pembedahan.
- Pada pengobatan medikal diberikan obat vasokonstriktor
lokal (tetes hidung), antihistamin, serta perasat valsava, bila tidak ada
tanda-tanda infeksi di jalan napas atas.
- Setelah satu atau dua minggu, bila gejala masih menetap,
dilakukan miringotomi.
- Bila masih belum sembuh dilakukan miringotomi dengan
pemasangan pipa ventilasi (Grommet tube).
II. Otitis Media
Serosa Kronik (Glue Ear)
o
Batasan antara
kondisi otitis media serosa akut dengan otitis media serosa kronik hanya pada
cara terbentuknya sekret.
o
Pada otitis media
serosa akut, sekret terbentuk secara tiba-tiba di telinga tengah dengan
disertai rasa nyeri pada telinga.
o
Pada otitis media
serosa kronis, sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan
gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama.
o
Otitis media serosa
kronik lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan otitis media serosa akut
lebih sering terjadi pada orang dewasa.
o
Sekret pada otitis
media serosa kronik dapat kental seperti lem, maka disebut glue ear.
o
Otitis media serosa
kronik dapat juga terjadi sebagai gejala sisa dari otitis media akut (OMA) yang
tidak sembuh sempurna.
o
Penyebab lain
diperkirakan adanya hubungan infeksi virus, keadaan alergi, atau gangguan
mekanis pada tuba.
o
Gejala klinik:
- Perasaan tuli pada otitis media serosa kronik lebih
menonjol (40-50 dB), oleh karena sekret kental atau glue ear.
- Pada otoskopi terlihat membran timpani utuh, retraksi,
suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan.
o
Pengobatan:
- Pengobatan yang harus dilakukan adalah mengeluarkan
sekret dengan miringotomi dan pemasangan pipa ventilasi (Grommet-tube).
- Pada kasus yang masih baru pemberian dekongestan tetes
hidung serta kombinasi antihistamin-dekongestan peroral kadang-kadang bisa
berhasil.
- Sebagian ahli menganjurkan pengobatan medikamentosa
selama 3 bulan, bila tidak berhasil baru dilakukan tindakan operasi.
- Disamping itu harus pula dinilai serta diobati
faktor-faktor penyebab seperti alergi, pembesaran adenoid atau tonsil, infeksi
hidung dan sinus.
Referensi
1. Adams Boies Higler, BOIES Buku
AjarPenyakit THT edisi 6, Penerbit EGC, Jakarta, 1997.
2. Departemen Kesehatan RI, Pedoman
Pengobatan Dasar di Puskesmas, Ditjen Binfar & Alkes, Jakarta, 2007.
3. Mansjoer Arif, dkk, Kapita Selekta
Kedokteran Jilid 1, Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, 2001.
4. Staf Pengajar Ilmu Penyakit THT FKUI. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tengorok Kepala Leher Edisi ke 6 Cetakan ke 1, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta, 1990.
Thats good idea.However,seems more tehnically.Perhaps better if there are some pages which uses more popular language.So reader is not coming from spesific audience.Or there are some discussion pages(?).
ReplyDeleteDedi.R
Curtin University
Perth Austalia
thanks for your advice. For the next time i'll create other page which uses popular language and make discussion page of course :)
ReplyDelete